Banyak orangtua, guru dan mungkin teman kita memberikan nasihat
agar kita belajar jauh hari sebelum waktu pelaksanaan ujian tiba. Tidak
sedikit buku tentang cara belajar yang juga memberikan nasihat demikian.
Secara umum kita semua setuju, terutama ketika kita masih duduk di
bangku sekolah, agar belajar secara bertahap dan sistematis
Sebaliknya, pada dasarnya kita tidak setuju cara belajar dengan
Sistem Kebut Semalam (SKS), yakni belajar semalam suntuk hanya pada saat
menjelang ujian keesokan harinya. Selain melelahkan dan mendatangkan
stres, cara belajar SKS tidak memberikan hasil yang memuaskan, bahkan
cenderung menuai kegagalan. Namun, dengan berbagai alasan banyak siswa
atau mahasiswa yang masih suka belajar dengan cara SKS.
Melihat betapa besar pengorbanan orangtua dan mungkin juga
sanak-saudara, mengeluarkan biaya dan mencurahkan perhatian kepada kita
dengan harapan kita memperoleh pendidikan yang baik dan kelak memiliki
bekal ilmu. Atau setidaknya ijazah yang dapat dijadikan prasyarat guna
mendapatkan pekerjaan. Lebih jauh, masyarakat di kampung hingga negara
juga menaruh harapan besar di pundak siswa sebagai penerus bangsa. Apa
pun alasannya, belajar jelas penting dan sangat perlu apalagi bagi
siswa, minimal untuk mencapai syarat kelulusan.
Untuk lebih memotivasi siswa dan guru, pada kesempatan ini penulis
memaparkan tentang cara belajar yang baik ditinjau dari sudut pandang
sains (ilmu pengetahuan), Juga memberikan alasan ilmiah mengapa kita
lebih baik belajar secara berkesinambungan jauh hari sebelum ujian,
bukan belajar dengan cara dadakan (SKS).
Ada beberapa hukum dalam sains yang dapat dijadikan landasan ilmiah
tentang cara belajar yang baik, misalnya Hukum Newton. Hukum Newton
sangat terkenal terutama dalam pelajaran fisika dan telah diaplikasikan
dalam banyak bidang hingga sekarang. Misalnya untuk pembangunan jalan,
jembatan, rumah, gedung bertingkat, perancangan peluru kendali hingga
peluncuran roket ke luar angkasa.
Hukum I Newton
Hukum I Newton (Hukum Kesatu Newton), dikenal juga sebagai hukum
kelembaman menyatakan, ‘Setiap benda akan tetap berada dalam keadaan
diam atau bergerak lurus beraturan bila tidak dikenai gaya dari luar
(resultan gaya sama dengan nol, SF = 0)’. Ini dapat diartikan, untuk
mengubah keadaan benda dari diam menjadi bergerak, atau dari bergerak
menjadi diam, diperlukan suatu gaya. Sedangkan benda yang bergerak lurus
beraturan tidak memerlukan gaya lagi untuk tetap bergerak lurus
beraturan (tanpa percepatan).
Sebagai contoh, pada saat kita berada dalam kendaraan yang sedang
bergerak kemudian kendaraan dihentikan (direm) tiba-tiba, maka kita akan
terdorong ke depan. Sebaliknya, pada saat kita berada dalam kendaraan
yang sedang diam kemudian secara tiba-tiba dijalankan, maka kita akan
cenderung tertarik ke belakang. Efek ini semakin nyata kalau kendaraan
dijalankan dengan tiba-tiba pada kecepatan cukup tinggi. Apa artinya ini
dikaitkan dengan cara belajar yang efektif?
Kita seringkali atau pernah mengalami suatu keadaan di mana kita
merasa sangat kesulitan untuk memulai belajar. Ketika itu kita mungkin
sudah menyiapkan buku dan perlengkapan belajar lainnya, kemudian duduk
dan mungkin sambil menghidangkan makanan/minuman ringan sekadarnya
disertai alunan musik dari radio/tape, tetapi bukannya materi pelajaran
yang masuk, melainkan hanya membolak-balik halaman pertama. Sementara
tanpa terasa makanan ringan di meja akhirnya habis, kita merasa lelah,
berebah di tempat tidur, seakan-akan tiada kekuatan untuk berkonsentrasi
dan melawan rasa malas, dan selanjutnya.
Tertidur. Hal ini dapat dimengerti, karena kita dari keadaan diam
(belum pernah belajar) cenderung untuk tetap diam (tidak belajar). Lain
halnya kalau kita diberi tugas atau PR (pekerjaan rumah) yang harus
dikumpulkan esok harinya dan tugas ini akan dinilai serta mempengaruhi
kualitas kelulusan, maka jika kita belum mengerjakannya dapat dipastikan
kita memiliki suatu kekuatan besar dan terdorong untuk menyelesaikan
tugas tersebut. Jadi, memang diperlukan suatu gaya dari luar (energi
pendorong atau motivasi kuat) yang dapat memaksa kita dari keadaan diam
(tidak belajar) menjadi berada dalam keadaan belajar.
Sebaliknya, jika kita berada dalam keadaan belajar dan bergerak lurus
beraturan (maksudnya kita sudah memahami materi pelajaran, merasa enjoy
belajarnya), maka kita sering ‘lupa waktu’. Kita tidak merasa berat
untuk belajar bahkan sering merasa tertarik untuk terus belajar, kecuali
kalau ada gaya dari luar yang sangat kuat. Misalnya, acara film yang
sangat disukai atau kedatangan tamu spesial yang tidak bisa kita tolak.
Ini sesuai dengan Hukum I Newton, benda yang berada dalam keadaan
bergerak lurus beraturan akan cenderung bergerak lurus beraturan,
kecuali jika ada gaya dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Jadi,
menurut Hukum I Newton, kita sebaiknya belajar secara berkesinambungan
dan teratur serta menghindari atau mengatasi segala sesuatu yang dapat
menghambat usaha belajar kita.
Hukum II Newton
Kalau Hukum I Newton berbicara tentang kelembaman (keengganan untuk
berubah), maka Hukum II Newton berbicara tentang percepatan (perubahan
kecepatan). Hukum II Newton menyatakan, percepatan yang ditimbulkan oleh
gaya yang bekerja pada sebuah benda sebanding dengan besar gaya, searah
dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa kelembaman benda
tersebut.
Artinya, semakin besar gaya yang bekerja pada benda maka semakin besar
percepatan yang ditimbulkan. Sebaliknya, semakin kecil gaya yang bekerja
maka semakin kecil percepatan yang ditimbulkan. Bila gaya yang bekerja
pada benda sama dengan nol maka tidak ada percepatan yang dihasilkan,
artinya pada keadaan seperti ini Hukum I Newton yang berlaku. Karena
percepatan berbanding terbalik dengan massa kelembaman, maka semakin
besar massa benda semakin kecil percepatan yang dihasilkan oleh gaya
yang sama. Jika suatu benda mengalami percepatan, maka kecepatannya akan
semakin besar dengan bertambahnya waktu. Jika kecepatan benda semakin
kecil dengan bertambahnya waktu, ini berarti benda tersebut mengalami
perlambatan. Bagaimana kaitan antara Hukum II Newton dengan cara belajar
yang baik?
Adakalanya semangat belajar begitu besar, tetapi di lain waktu kadang
kita merasa kurang bersemangat untuk belajar. Karena semangat belajar
mempengaruhi kualitas proses belajar maka tentu saja semangat belajar
akan turut menentukan hasil dari proses belajar, yakni penguasaan
materi, pengembangan materi hingga kualitas kelulusan kita (nilai hasil
ujian).
Dari Hukum I Newton kita tahu, jika kita sudah dalam keadaan belajar
secara beraturan berkesinambungan dan tidak ada sesuatu yang dapat
mengganggu belajar kita maka kita cenderung untuk tetap terus belajar
(berkesinambungan), namun dengan kecepatan penguasaan materi yang sama.
Dari Hukum II Newton dapat kita nyatakan, diperlukan gaya (motivasi)
untuk mengubah kecepatan pengusaan materi belajar. Jika besarnya
motivasi untuk maju sama besar dengan keengganan kita untuk maju (yang
berdampak pada suatu kemunduran), maka resultan gaya (SF) sama dengan
nol. Berarti, proses belajar kita tidak mengalami kemajuan (tetap
segitu-gitu aja). Tanpa adanya motivasi untuk lebih cepat menguasai
materi atau motivasi untuk lebih banyak materi yang dikuasi. Bila kita
menginginkan percepatan yang besar, diperlukan suatu motivasi yang
semakin besar.
Massa kelembaman dapat diartikan sebagai tingkat keengganan
(kemalasan) kita sendiri atau tingkat kesulitan materi pelajaran yang
dihadapi. Semakin besar tingkat kemalasan atau semakin tinggi tingkat
kesulitan materi pelajaran, maka diperlukan gaya (motivasi) yang besar
untuk mencapai tingkat percepatan yang sama dalam proses penguasaan
materi. Dengan kata lain, untuk tingkat penguasaan yang sama (setara),
materi pelajaran yang lebih sulit memerlukan motivasi lebih besar
daripada materi pelajaran yang relatif lebih mudah. Jika tingkat
motivasi untuk pelajaran yang sangat sulit (kita memang mengalami
kesulitan untuk menguasainya) kita buat sama dengan tingkat motivasi
untuk pelajaran yang mudah, maka dapat dipastikan hasil yang diperoleh
akan berbeda.
Hukum III Newton
Hukum III Newton disebut juga Hukum Aksi-Reaksi. Apabila sebuah benda
mengerjakan gaya pada benda lain (disebut aksi), maka benda kedua ini
juga akan mengerjakan gaya yang sama besar pada benda pertama tetapi
berlawanan arah dengan gaya dari benda pertama. Ini dapat diartikan,
jika kita membenci suatu materi pelajaran, apa pun alasannya, maka
pelajaran tersebut akan balas membenci kita. Akibatnya, semakin sulit
bagi kita untuk menguasai materi pelajaran tersebut jika kita sendiri
membenci pelajaran itu. Jadi, kita harus berusaha menyenangi pelajaran
yang akan kita pelajari agar kita lebih mudah menguasai materi pelajaran
tersebut.
Terkait dengan Hukum Newton tersebut, ada beberapa tips tentang cara belajar yang baik yang disarankan:
1. Jangan belajar hanya pada saat menjelang ujian. Jika terlalu lama
dalam keadaan diam (tidak belajar), maka kita semakin sulit untuk
memulainya. Semakin lama kita tidak belajar, semakin besar kecenderungan
kita untuk tetap tidak belajar.
2. Buat suatu keadaan sedemikian hingga seolah-olah kita selalu dalam
keadaan belajar. Ini tidak berarti kita harus terus menerus belajar
tanpa istirahat. Dimaksud di sini, kita belajar secara berkesinambungan
dan teratur. Sinambung artinya nyambung antara proses belajar hari ini
dengan hari-hari kemarinnya. Kalaupun kita liburan, upayakan kita tidak
lepas sama sekali dengan mata pelajaran.
3. Bangkitkan motivasi yang kuat untuk belajar, terutama untuk
pelajaran yang lebih sulit. Semakin sulit materi pelajaran, semakin
besar motivasi yang diperlukan untuk menguasainya. Untuk membangkitkan
motivasi ada berbagai cara, antara lain: Bayangkan betapa puas dan
bangganya kita kalau kita mampu menguasai pelajaran yang sulit;
Anggaplah semua pelajaran penting dan berguna bagi masa depan kita;
Kejarlah prestasi terbaik karena kesempatan yang lebih baik biasanya
lebih memihak pada orang-orang terbaik; Ingat belajar itu termasuk
ibadah. Tuhan tidak menilai kesuksesan belajar kita hanya dari nilai
hasil ujian, tetapi Tuhan akan menilai proses perjuangan kita untuk
memperoleh nilai tersebut.
4. Jangan sekali-kali membenci suatu mata pelajaran. Pepatah
mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Dalam hal ini mungkin anda belum
mengenal mata pelajaran tersebut. Coba kenali lebih jauh, mungkin anda
akan menyayanginya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar